Para pengguna Internet khususnya di Indonesia sudah mulai melirik broadband sebagai media komunikasi Internet utamanya. Jangan bandingkan dengan di luar negeri yang untuk perumahan pun sudah menggunakan broadband berkecepatan super.
Selama masa perjalanannya, jaringan Internet broadband cukup banyak berkembang baik dari segi teknologinya maupun produk-produknya yang dilempar ke pasaran oleh penyedia jasa Internet. Tren produk broadband dari waktu ke waktu semakin membuat internet terasa murah saja, meskipun kualitasnya tidak selalu dijamin bagus. Teknologi broadband memang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi meluasnya penggunaan Internet.
Jika di luar negeri banyak yang sudah merasakannya, di Indonesia mungkin ada sebagian pengguna dan pehobi komputer yang tahu saja tidak tentang Internet broadband beserta teknologi dan produknya. Maka itu, tidak ada salahnya teknologi ini kita review kembali dengan cakupan yang lebih bersifat umum dan general. Meskipun belum bisa merasakannya, paling tidak sudah ada gambaran mengenai apa sih sebenarnya teknologi Internet broadband yang banyak disebut-sebut di kota besar.
Mengapa Broadband?
Teknologi Internet broadband secara umum didefinisikan sebagai jaringan atau servis Internet yang memiliki kecepatan transfer yang tinggi karena lebar jalur data yang besar. Kecepatan transfer yang biasa dijanjikan oleh servis broadband adalah sampai sekitar 128 Kbps atau lebih. Meskipun jalur data yang disediakan untuk penggunanya sangat lebar, teknologi Internet broadband biasanya jalur ini akan dibagi dengan pengguna sekitarnya. Namun jika tidak ada yang menggunakan, maka Anda akan menggunakan sepenuhnya jalur lebar tersebut. Meski tidak selalu demikian kondisinya, namun tren broadband di Indonesia memang demikian.
Jaringan Internet broadband dapat digunakan oleh banyak kalangan, mulai dari pelajar, pehobi game, sampai dengan kantor-kantor kecil dan kantor cabang yang ingin terkoneksi dengan kantor pusatnya dengan kecepatan cukup tinggi. Mengapa mereka harus mempertimbangkan broadband?
Broadband menjadi begitu terkenal tidak lain karena teknologi jaringan Internet umum seperti dial-up sudah tidak memadai lagi untuk digunakan dalam aplikasi saat ini. Pada umumnya, aplikasiaplikasi tersebut menuntut Internet yang berkecepatan tinggi dengan waktu tempuh data yang tidak lama. Maka dari itulah, broadband berkembang sebagai solusi yang tepat dengan kemampuannya dan juga keekonomisannya.
Broadband dapat dikatakan koneksi yang cukup ekonomis, karena dengan membayar biaya yang relatif murah, Anda bisa mendapatkan koneksi Internet yang cukup cepat meski tidak seterusnya bisa demikian. Dengan biaya yang tidak terlalu besar, Anda bisa menjalankan berbagai macam aplikasi boros bandwidth, namun tidak dijamin kelancarannya ketika banyak pengguna sedang terkoneksi.
Selain itu, coverage area dari koneksi broadband juga sering menjadi kelemahannya. Area coverage dari teknologi ini memang belum bisa terlalu luas karena memang ada keterbatasan teknis. Di sinilah nilai plus dan minus nya produk Internet broadband.
Apa Saja Teknologi Broadband yang Ada?
Teknologi broadband yang paling umum digunakan di Indonesia untuk menghantarkan koneksi Internet untuk Anda adalah teknologi DSL, teknologi Cable, dan fixed wireless. Masing-masing media memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang justru menjadikan opsi bagi yang ingin menggunakannya. Semua akan dibahas satu per satu di sini.
1. Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama ada untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya koneksi leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminasi DSL masih aktif.
Teknologi DSL dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat bernama DSLAM (DSL Access Multiplexer). Perangkat inilah yang membuat media koneksi berjalan menggunakan teknologi DSL dan menjadi pusat terminasi. DSL biasanya menggunakan sinyal frekuensi dengan range yang cukup tinggi, yaitu hingga 1 MHz. Masing-masing tipe DSL berbeda-beda dalam hal penggunaan frekuensi. Sebagai contoh teknologi ADSL menggunakan frekuensi 20 KHz sampai 1 MHz.
Dengan bekerja pada frekuensi ini, ADSL tidak akan mengganggu sinyal suara yang juga dibawa dalam media ini. Jadi, pengguna masih tetap dapat melakukan peneleponan sementara koneksi Internet juga tetap berjalan. Lain halnya dengan DSL jenis Single-line
DSL yang menggunakan frekuensi yang sama dengan sinyal suara. Dengan spesifikasi ini, maka pelanggan DSL jenis ini tidak akan dapat melakukan peneleponan ketika ber-Internet.
Namun, teknologi DSL juga bukan tanpa kekurangan. Kekurangan pertama, teknologi DSL pada keadaan normal memiliki area coverage maksimal sebesar 5,5 km saja. Dengan adanya batasan ini, masih banyak area yang belum bisa dijangkau. Selain itu, tidak semua kantor sentral otomat (STO) dibuat untuk mendukung teknologi DSL, sehingga area-area tertentu belum bisa menikmatinya sampai terpasangnya perangkat DSLAM di STO tersebut.
Tipe-tipe DSL
Teknologi DSL memang berkembang cukup cepat. Dari perkembanganya itu, teknologi DSL terbagi-bagi menjadi lebih dari satu tipe. Semua tipe tersebut memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi broadband mengadopsi teknologi DSL yang umum digunakan saat ini:
- Asymmetric DSL (ADSL)
Yang dimaksud dengan kata Asymmetric DSL adalah teknologi ini memberikan kecepatan transfer data yang berbeda antara proses pengiriman data (upload) dan penerimaan data (download). Karena ketidaksamaan inilah, maka diberikan istilah Asymmetric untuk teknologi ini. Biasanya kecepatan downloading data akan lebih besar daripada uploading, mengingat lalu-lintas data Internet khususnya untuk level pengguna akhir lebih banyak men-download.
Tipe DSL seperti ini memang sengaja diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna level perumahan, di mana traffic menerima data lebih besar daripada melakukan pengiriman. Kondisi seperti ini sangat cocok untuk aplikasiaplikasi level pengguna akhir seperti misalnya melakukan download musik dan film, surfing, online games, menerima e-mail, dan banyak lagi. ADSL menyediakan koneksi upstream yang relative lambat karena biasanya koneksi ini hanya digunakan untuk melakukan permintaan data ke Internet. Dengan adanya spesifikasi seperti ini, harga servis ADSL bisa ditekan semurah mungkin sehingga terjangkau oleh pengguna rumahan.
- Symmetric DSL (SDSL)
Kebalikan dari Asymmetric, Symmetric DSL merupakan koneksi yang memiliki spesifikasi jalur upload dan download yang sama persis keduanya. Jaringan dengan spesifikasi seperti ini sangat cocok digunakan untuk keperluan aplikasi komersial, di mana pengguna akhir juga memiliki kemampuan untuk mengirim data dalam jumlah besar ke Internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk aplikasi seperti pengiriman e-mail besarbesaran dengan attachment yang besar, melakukan upload informasi ke Internet, membuat web server, FTP server, dan banyak lagi. Biasanya servis jenis ini harganya lebih mahal daripada ADSL dan sangat cocok untuk keperluan perusahaan.
- G.SHDSL
Teknologi DSL yang satu ini dapat melayani penggunanya dengan fitur multi-rate (kecepatan yang dapat berbeda-beda), multi-service, dengan jarak jangkauan yang lebih panjang dari teknologi DSL yang lainnya, dan dapat dikuatkan sinyalnya sehingga dapat berjalan sangat jauh. G.SHDSL ini dapat memberikan penggunanya kecepatan transfer mulai dari 192 Kbps sampai dengan 2,3 Mbps. Teknologi ini diklaim dapat memberikan jarak jangkauan 30 persen lebih besar daripada teknologi DSL lainnya yang ada saat ini. Teknologi ini diharapkan nantinya dapat menggantikan implementasi dari SDSL yang ada saat ini.
- Integrated Service Digital Network DSL (IDSL)
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah dapat menduga bahwa teknologi DSL yang satu ini merupakan perpaduan fitur antara teknologi ISDN dengan DSL. Seperti halnya ISDN, IDSL menggunakan satu pair kabel untuk mentransmisikan data secara full duplex dengan kecepatan hingga 144 Kbps. IDSL pada dasarnya adalah sebuah line ISDN BRI yang digunakan sebagai jalur leased line, dengan kata lain jalur ISDN BRI yang tidak perlu di-switch penggunaannya. Jalur IDSL ini tidak memiliki channel signaling seperti ISDN yang sesungguhnya. Jalur ini dapat dikonfigurasi dengan kecepatan 64 Kbps, 128 Kbps, atau 144 Kbps.
IDSL hanya digunakan untuk membawa komunikasi data saja, tidak seperti ISDN yang juga bisa digunakan untuk suara. IDSL sangat ideal untuk digunakan di kantor-kantor cabang karena sinyalnya bisa dikuatkan persis seperti ISDN. Sistem billing-nya juga tidak seperti ISDN karena IDSL biasanya dibanderol dengan harga tetap (Flat price).
- Very-high-data-rate DSL (VDSL)
VDSL dapat menghantarkan data penggunanya mulai dari 13 Mbps sampai dengan 52 Mbps downstream dan 1,5 hingga 2,3 Mbps upstream hanya dengan menggunakan satu pasang kabel tembaga twisted. Jarak jangkauan dari teknologi inilah yang menjadi kelemahannya, karena jarak maksimalnya hanya sejauh 1,3 km saja.
- High-data-rate DSL (HDSL)
Teknologi HDSL memiliki kecepatan transfer data yang sama dengan jaringan E1 saat ini. Maka dari itu, HDSL memang telah banyak digunkan oleh penyedia jasa jaringan untuk menggantikan jalur-alur E1 mereka yang relatif lebih mahal biaya penyediaannya. HDSL dapat beroperasi melayani penggunanya dalam jarak 3,6 km saja. Namun, repeater atau penguat dapat Anda pasang untuk memperpanjang jangkauannya.
2. Teknologi Cable
Cikal bakal teknologi Internet Cable sebenarnya dimulai dari pemenuhan kebutuhan konsumen akan siaran televisi yang berkualitas. Asal usul kata Cable sendiri pun berasal dari kata Community Antenna Television (CATV) yang kemudian lebih banyak disebut orang sebagai Cable TV. Untuk memastikan perangkat TV biasa dapat digunakan untuk Cable TV, teknologi ini memindahkan sinyal-sinyal radio yang biasa di broadcast di udara menjadi berbentuk sinyal-sinyal yang dapat dilewatkan didalam bungkusan kabel Coaxial.
Dengan semakin meluasnya penggunaan Cable TV ini serta kebutuhan Internet yang semakin booming, maka dimanfaatkanlah infrastruktur Cable TV ini untuk melewatkan data. Bahkan di beberapa negara juga melewatkan sinyal-sinyal telepon. Dengan demikian, para penyedia jasa jaringan Cable bias mengeruk profit lebih banyak dari infrastruktur yang telah mereka buat dengan biaya yang cukup mahal.
Beberapa keuntungan yang akan didapat pengguna dari adanya teknologi Cable adalah sebagai berikut:
Teknologi Cable yang melewatkan koneksi Internet dapat memungkinkan penggunanya melakukan koneksi VPN ke kantor pusat secara non-stop, sehingga pengguna bagaikan memiliki jalur pribadi sendiri dengan koneksi yang tanpa henti.
Kecepatan transfer yang relatif tinggi dipadukan dengan harga yang tidak terlalu mahal memungkinkan pengguna yang berkantor di rumah dapat menikmati Internet cepat juga.
Teknologi TV Cable plus Internet dapat menciptakan servis baru, yaitu TV Interaktif.
Penyedia jasa Cable dapat membuat servis VOIP melalui infrastrukturnya tersebut, sehingga pengguna bisa menikmati juga telepon ekonomis dari media kabel yang sama, tidak perlu berlangganan media lain lagi.
Kata "Cable" sebenarnya juga merujuk kepada media pembawanya yang berjenis kabel coaxial. Dalam membuat bentangan Cable yang sangat jauh jaraknya, biasanya digunakan amplifier atau penguat sinyal untuk tetap menjaga keutuhan sinyal selama di perjalanan. Amplifier akan dipasang pada bentangan kabel coaxial kurang lebih setiap jarak 610 meter. Sinyal yang dikuatkan adalah sinyal frekuensi 50 sampai 860 MHz. Lebar frekuensi ini digunakan untuk sinyal TV analog, TV digital dan layanan komunikasi data.
Dengan hitungan ini, maka setiap 30 kilometer area coverage, kabel Coaxial membutuhkan penguat sebanyak kurang lebih 50 buah amplifier sepanjang jalan. Tentunya arsitektur seperti ini akan cukup merepotkan para administratornya dalam me-maintain-nya. Akan banyak sekali problem dan kendala dalam menggunakan sistem ini. Maka dari itu, saat ini arsitektur jaringan Cable tidak lagi dibuat menggunakan murni media Coaxial, namun dibuat juga menggunakan bentangan media fiber optik.
Media fiber optik digunakan dengan tujuan untuk akan meniadakan amplifier sinyal, membawa siyal dengan lebih bersih, kecepatan transfer yang lebih tinggi dan dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan kabel coaxial biasa. Dengan adanya semua kelebihan ini, kendala dan problem yang ada di jaringan Cable dapat jauh berkurang sehingga pelanggan lebih nyaman dalam menonton TV maupun ber-Internet.
Namun, media fiber optik tidak ditarik sampai ke lokasi pelanggan, karena media ini hanya bertugas sebagai backbone link saja. Untuk mendistribusikan informasi sampai ke pengguna, arsitektur jaringan Cable pada umumnya masih mempercayakan media Coaxial. Jadi, arsitektur jaringan seperti ini yang merupakan perpaduan Fiber dan Coaxial dinamai dengan istilah Hybrid Fiber Coax (HFC).
Broadband Memang Nyaman
Sekilas mengenai teknologi broadband sudah dibahas di atas. Teknologi DSL dan Cable memang yang saat ini sedang digandrungi oleh banyak pengguna. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dari sinilah segmentasi produk broadband terbentuk. Teknologi DSL tampaknya lebih cocok digunakan di segmen korporat ataupun SOHO yang cukup besar traffic datanya. Sedangkan, teknologi Cable lebih cocok digunakan oleh perumahan yang membutuhkan hiburan tambahan dan juga koneksi Internet. Lebih lanjut tentang detail teknologi Cable yang sangat unik dan juga teknologi Wireless broadband serta Satellite broadband akan dibahas pada edisi berikutnya. Selamat belajar!
Asymmetric Digital Subscriber Line disingkat ADSL adalah salah satu bentuk Digital Subscriber Line, suatu teknologi komunikasi data yang memungkinkan transmisi data yang lebih cepat melalui kabel tembaga telepon biasa dibandingkan dengan modem konvensional yang ada.
Karakter yang membedakan ADSL dari xDSL adalah aliran kapasitas data dari satu arah lebih besar daripada arah yang lain atau disebut juga asimetris. Para penyelenggara biasanya memasarkan ADSL sebagai bentuk layanan untuk orang-orang yang berhubungan dengan Internet relatif lebih pasif, yang menginginkan download dari Internet tetapi tidak begitu memerlukan untuk menjalankan server yang tentu saja sangat memerlukan lebar pita yang besar dari segala arah.
Ada dua macam alasan, yaitu teknis dan pemasaran, mengapa ADSL di banyak tempat paling banyak ditawarkan ke pengguna rumahan. Dari sisi teknis, sepertinya ada banyak crosstalk dari sirkuit yang berada di ujung lain letak Digital subscriber line access multiplexer (DSLAM) (di mana biasanya banyak local loop berdekatan menjadi satu) melebihi yang diinginkan pelanggan. Tentunya, sinyal upload terlemah berada pada bagian terbising pada local loop. Itulah yang meyebabkan mengapa dari sisi teknis laju transimisi tampak lebih tinggi dibandingkan dengan laju modem milik pelanggan.
Untuk ADSL konvensional, rata-rata laju downstream dimulai pada 256 kbit/s dan umumnya dapat mencapai 8 Mbit/s pada jarak 1,5 km (5000 ft) dari kantor sentral yang dilengkapi DSLAM atau remote terminal. Rata-rata laju upstream dimulai pada 64 kbit/s dan umumnya dapat mencapai 256 kbit/s dan kadang dapat pula melaju sampai 1024 kbit/s. Nama ADSL Lite biasanya digunakan untuk versi yang lebih lambat.
Metoda ADSL
Salah satu teknologi kecepatan tinggi yang saat ini paling banyak didiskusikan dan banyak mendapat dukungan adalah digital subscriber line (DSL). Teknologi DSL ini menyajikan transmisi data dalam range kecepatan mencapai skala mega bit per detik dengan memanfaatkan jaringan telpon yang sudah ada. Kecepatan tinggi dapat dicapai dengan membagi jalur telpon ke dalam lebar pita 4 kHz. Ganggunan noise pada jalur, secara dinamik ditentukan oleh jumlah bit per pita frekuensi dan jumlah pita yang dapat digunakan. Sebagai contoh jika terjadi noise pada range frekuensi tertentu, pita pada range tersebut jadi tidak tersedia dan data akan disistribusikan menggunakan pita-pita frekuensi yang lain. Sebagai tambahan, dalam penyediaan komunikasi kecepatan tinggi, DSL akan mem-bypass switch sehingga akan mengurangi kemacetan di kantor sentral telpon. Ini akan memperpendek masa tunggu bagi pengguna telpon untuk memutar nomor telpon yang dituju karena terjadinya kelebihan beban pada switch.
Meskipun banyak jenis teknologi DSL, ADSL adalah salah satu jenis DSL yang lebih bagus untuk aplikasi-aplikasi multimedia dan internet. Sementara server atau kantor sentral mentransmisikan data-data yang masuk ke para pelanggan, lebih banyak lebar pita frekuensi yang diberikan ke arus downstream. Laju transmisi 8 Mbps dapat dicapai dengan memanfaatkan jaringan telpon kabel berpasangan yang telah ada untuk jarak mencapai 3,6 km. Laju data pada arus upstream biasanya mencapai 1 Mbps. Transmisi juga dapat dilakukan untuk jarak yang lebih jauh dengan biaya yang sama dengan transmisi kecepatan rendah. Kode jalur discrete multi tone (DMT) saat ini merupakan satu-satunya standar teknologi ADSL. Kode ini berbasis pada standar ANSI T1.413.
ADSL melalui jalur POTS dan ISDN
Konsep dasar dari ADSL adalah untuk membebani, mengirim ataupun untuk menerima sinyal-sinyal digital pada jalur kabel tembaga pada pita frekuensi yang berbeda dengan yang digunakan untuk pelayanan telpon. Hal ini memungkinkan ADSL untuk ditransmisikan baik melalui jalur telpon reguler (kadang disebut sebagai pelayanan telpon model kuno POTS) maupun melalui pelayanan ISDN digital. Pita frekuensi, terbagi penggunaanya antara yang untuk pelayanan telpon dengan yang untuk ADSL dengan menggunakan apa yang disebut passive splitter (pemisah pasif). Untuk jalur-jalur POTS, modem-modem ADSL mampu menyediakan akses data dan pelayanan suara telpon, bahkan pada kondisi jika terjadi kegagalan daya.
Sampai sekarang, sejumlah sistem telah ada tetapi ditinggalkan oleh para pengguna yang menginvestasikannya untuk teknologi ISDN meskipun merupakan pilihan yang sulit. Apakah mereka harus meninggalkan investasi yang telah ditanam atau melaju dengan perbaikan antara 50-100 kali lipat dalam kecepatan transmisi yang dijanjikan oleh ADSL? ISDN mempunyai karakteristik yang memungkinkan para penggunanya untuk tidak menyerah. Perusahaan-perusahaan telekomunikasi telah berjuang keras untuk memperluas penggunaan ISDN, dan disinilah menariknya memanfaatkan sistem yang telah ada. Modem-modem ADSL yang dapat dimanfaatkan dengan jalur ISDN memungkinkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi dan para konsumen ISDN untuk melindungi investasi yang dilakukan ketika mengadopsi ISDN. Selain itu juga masih dimungkinkan untuk mengakses aplikasi-aplikasi multimedia dan internet dengan kecepatan tinggi yang dimungkinkan.
Pengalokasian Spektrum
Komunikasi suara tradisional dengan telpon hanya menggunakan frekuensi sampai 4 Khz. ISDN menggunakan porsi spektrum sampai 70 kHz. Frekuensi-frekuensi di atas angka ini, misalnya sampai 1,1 MHz, tersedia bagi teknologi ADSL.
Nampaknya menjadi sederhana untuk mengkombinasikan ISDN dan ADSL dalam 1 jalur. Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan dengan mudah karena ADSL standar secara spesifik menggunakan spektrum dari 26 kHz sampai 1,1 MHz. Dua masalah harus betul-betul diperhatikan jika ingin menggabung sinyal-sinyal dari 2 sistem tersebut. Yang pertama, sejauh mana penurunan lebar pita yang membatasi kinerjanya (sampai 70 kHz atau di atas 26 kHz?). Yang ke dua, ADSL membutuhkan low end (spektrum akhir rendah) untuk membangkitkan sinyal-sinyal start up yang berfungsi sebagai handshake untuk menegosiasi sambungan secara rinci. Bahkan setelah 2 masalah tersebut terjawab, satu hal lagi harus diperhatikan mengingat sinyal-sinyal ISDN (atau POTS) dan sinyal-sinyal ADSL tidak saling menyatu begitu saja. Lalu bagaimana sinyal-sinyal ISDN dan ADSL bisa dikombinasikan?
Mengkombinasikan sinyal-sinyal ISDN dan ADSL
ISDN dan ADSL harus dikombinasikan dengan cara bahwa sinyal-sinyal ISDN yang keluar seutuhnya ditransmisikan secara terpisah dengan menggunakan frekuensi yang biasa (Gambar 1). Sinyal ADSL terlarang bagi pita frekuensi yang lebih tinggi, sehingga tidak overlap dengan sinyal ISDN. Sinyal-sinyal pilot dan start-up juga dapat dipindah ke frekuensi yang berbeda.
Keterbatasan teknis ini juga harus diatasi berkaitan dengan sistem pelayanan kombinasi yang memanfaatkan lebar pita berbeda guna mencapai hasil yang efektif dan andal. Disebabkan dekatnya daerah spektrum sinyal ISDN dan ADSL pada metoda ini, mengakibatkan potensi terjadinya saling gangguan. Secara konvensional, masalah seperti ini memiliki resiko tersendiri untuk ADSL nya. Filter yang dirancang secara khusus dapat secara efektif menghilangkan gangguan ini tanpa terjadi distorsi yang berarti antara masing-masing sinyal.
Mengubah pita frekuensi yang digunakan ADSL pada jaringan ISDN yang telah ada bisa menimbulkan 2 resiko sbb:
- Pertama, masalah cakap silang ujung dekat (NEXT, near-end crosstalk) di kantor sentral telpon seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Jika perusahaan telpon memiliki pelanggan yang terdiri atas campuran acak antara sistem ADSL-POTS dan ADSL-ISDN, dimungkinkan terjadi crosstalk yang cukup berarti ketika sinyal-sinyal yang berbeda masuk ke lebar pita yang sama. Gambar 2 menunjukkan karakteristik filter dari splitter tertentu pada penggunaan transmisi sinyal ADSL. Ingat bahwa splitter yang umum digunakan pada sistem POTS-ASDL mentransmisikan semua sinyal-sinyal downstream ADSL (misalnya ke pelanggan) pada frekuensi di atas 150 kHz. Karena meningkatnya ADSL ke frekuensi yang lebih tinggi, upstream ISDN-ADSL mentransmisikan sinyal pada frekuensi 170-250 kHz. Sehingga pada range ini crosstalk antara sinyal-sinyal upstream dan downstream ADSL bisa menjadi masalah yang serius.
- Kedua, karena splitter yang berbeda digunakan untuk POTS dan ISDN, biaya untuk switching dari POTS-ADSL ke ISDN-ADSL jadi meningkat baik yang harus ditanggung oleh operator maupun oleh pelanggan. Ini untuk pelanggan yang telah memiliki ADSL dan ingin mengupgrade dari POTS ke ISDN. Prosedur yang rumit pada saat memodifikasi atau merubah modem ADSL harus dihadapi baik oleh operator maupun oleh pelanggan. Pelanggan harus membeli peralatan baru, sementara operator harus melatih teknisinya untuk melakukan swap (pemindahan sistem). Juga ada masalah psikologis pada saat frekuensi yang lebih luas diberikan untuk ADSL dengan POTS daripada untuk ISDN, karena ADSL akan memberikan kinerja lebih baik dengan POTS. Pengguna akan kecewa manakala melakukan upgrade ke ISDN menghasilkan kinerja ADSL yang lebih buruk.
ADSL dan DAML
Di beberapa negara, teknologi yang sama dengan ISDN digunakan untuk 2 pelayanan POTS melaluli loop kabel tembaga tunggal. Meskipun di sini menggunakan sinyal yang melalui loop tembaga seperti pada ISDN, tetapi ini bukanlah pelayanan ISDN. Bagi telephone exchange dan bagi pengguna akhir, ini nampak seperti jaringan POTS. Peralatan yang seperti ini telah dipakai beberapa tahun dan sering disebut multiplex dengan sistem added main line atau AML. Belakangan, sejumlah vendor telah memperbaiki sistem ini dengan menggunakan kode jalur ISDN standar untuk melakukan multiplexing dasar dan fungsi carrier untuk AML. Karena ini merupakan sistem digital sehingga sering disebut digital AML atau DAML. Menggunakan solusi yang sama seperti yang telah didiskusikan di atas untuk ISDN, para pengguna dapat memperoleh pelayanan POTS melalui fasilitas-fasilitas DAML (sistem DAML yang berbasis kode jalur ISDN). Saat ini dapat memperoleh tambahan pelayanan komunikasi data kecepatan tinggi untuk pemukiman atau kawasan bisnis dengan memanfaatkan ADSL.
Ujicoba dan penyebaran
Penggunaan global dari ADSL telah membuktikan popularitasnya. Ujicoba dan penyebaran teknologi ADSL ini sedang dilangsungkan di negara-negara Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Asia. Sebagian besar di antaranya adalah untuk akses internet dan multimedia seperti video on demand, life video, dll. Beberapa diantaranya untuk aplikas-aplikasi distance learning, telemedicine, dan entertaintment interaktif.
Keuntungan yang ditawarkan ADSL adalah biaya yang efektif untuk mengakses bagi pengguna internet atau multimedia. Fleksibilitas, biaya awal yang rendah, serta kemampuan untuk dikombinasikan dengan POTS, ISDN, dan DAML membuat ADSL menjadi pilihan yang menarik untuk kebanyakan jaringan. Para pengguna ISDN dapat melindungi investasinya, dapat memanfaatkan karakteristik khusus dari ISDN dan pada saat yang bersamaan dapat mengakses data kecepatan lebih tinggi dari 8 Mbps. Komunikasi data kecepatan tinggi dapat ditransmisikan dari pengguna ke kantor pusat pada kecepatan mendekati 1 Mbps dan bisa mencapai jarak 12000 feet dengan loop tembaga. Untuk sambungan korporasi bisnis, suara dan video conferencing ISDN menyajikan layanan yang andal serta sambungan yang kontinyu. Tingkat pelayanan seperti ini tidak ada pada dunia internet, dimana packet loss dan throughput changes kadang bisa terjadi secara dramatik dari 1 detik ke detik berikutnya.
Keuntungan seperti inilah yang bisa diperoleh internet dari penggunaan ADSL. Teknologi-teknologi ADSL dan ISDN pada awalnya dikembangkan untuk aplikasi-aplikasi yang saling berbeda. Kebutuhan untuk mengkombinasikan kedua teknologi itu guna memperoleh data, suara dan pelayanan-pelayanan internet ke pengguna-pengguna di pemukiman maupun kawasan bisnis akan sangat mendesak manakala memasuki milenium baru
referensi:
- http://ft.uns.ac.id/staf/harry/index.php?option=com_content&task=view&id=2&Itemid=36
- PC Media
- http://www.ketok.com/forum/viewtopic.php?t=26